KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat,
taufik, dan hidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “HUBUNGAN ANTAR MANUSIA”
tanpa ada halangan suatu apapun.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak terselesaikan dengan baik.Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pihak – pihak yang telah
memberikan dukungan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Tebing Tinggi, Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial untuk bertahan hidup harus ada
sosialialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi
pada masa sekarang ini. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan
sesungguhnya mempunyai pengertian yang berbeda.Dalam setiap bentuk hubungan,
hubungan antar manusia lebih mendominasi dari pada hubungan kemanusiaan. Dalam
pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnya saja, tetapi juga
dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkah lakunya,
pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang yang ada pada diri manusia.
Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Disatu
sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi disisi lain ia adalah anak. Disatu sisi
adalah ia kakak, tetapi disisi lain ia adalah adik.pengetahuan tentang hubungan
antar manusia, mendasari interaksi dan komunikasi antar bidan klien dalam
pelayanan kebidanan, mempermudah alih pengetahuan, dan modifikasi perilaku
klien.
B.
Tujuan
a. Menjelaskan tentang pengertian
hubungan antar manusia
b. Menjelaskan tujuan dari hubungan
antar manusia
c. Menjelaskan teknik-teknik hubungan
antar manusia
d. Menjelaskan factor yang mendasari
hubungan antar manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN
ANTAR MANUSIA
A. PENGERTIAN
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Menurut Hugo cabot dan
Joseph A Kahl (1967), hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi konkret
karena meneliti situasi kehidupan , khususnya masalah “interaksi” dengan
pengaruh psikologisnya.
Hubungan antar manusia
dalam arti luas adalah menemukan , mengidentifikasi masalah, dan membahsanya
untuk mencari pemecahan.
B. Tujuan
Hubungan Antar Manusia
Tujuan penggunaan hubungan antar
manusia adalah memanfaatkan pengetahuan tentang factor sosial dan psikologis
dalam penyesuaian diri manusia sedemikian rupa sehingga penyesuaian diri ini
terjadi dengan serasi dan selaras, dengan ketegangan dan pertentangan sedikit
mungkin . Proses penyesuaian diri terjadi bukan pada satu pihak saja ,
melainkan pada lebihdari dua pihak .
C. Menumbuhkan
Hubungan Interpersonal(Hubungan Antar Manusia)
Salah satu cara seseorang melakukan hubungan antar manusia
adalah dengan menggunakan komunikasi antara individu atau komunikasi
interpersonal. Agar hubungan antar manusia berjalan dengan baik, salah satunya
dapat ditunjang dengan menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik.
Berikut adalah factor-faktor yang menumbuhkan hubungan
interpersonal yang baik:
1. Percaya
(trust)
Percaya adalah mengandalkan
perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki , yang pencapaiannya
tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko (Giffin, 1967).
Sejak tahap pertama dalam hubungan
interpersonal sampai tahap akhir , “percaya” menentukan efektifitas komunikasi
. Bila klien sudah percaya kepada kita , maka klien lebih mudah terbuka kepada
kita . Hal ini akan membuka saluran komunikasi , memperjelas pengiriman dan
penerimaan informasi , serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya.
Hilanganya kepercayaan kepada orang
lain akan menghambat yang dapat menumbuhkan sikap percaya dan mengembangkan
komunikasi yang didasari sikap saling percaya , yaitu :
a.
Menerima
Adalah kemampuan
berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan .
Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia , sebagai
individu yang patut dihargai . Menerima berarti tidak menilai pribadi orang
berdasarkan perilakunya yang tidak kita senangi .betapapun jeleknya perilaku
menurutpersepsi kita, kita tetap berkomun ikasi dengan dia sebagai personal ,
bukan sebagai objek .
b.
Empati
Adalah memahami orang
lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita . Beremapti artinya
membayangkan diri kita pada kejadian yang mernimpa orang lain .
Merupakan factor kedua yang
menumbuhkan sikap percaya diri orang lain. Empati dianggap sebagai memahami
orang lain yang tidak emosional.
c.
Kejujuran
Merupakan faktor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya diri.
Kita akan menaruh
percaya pada orang yang terbuka, atau tidak mempunyai pretensi yang dibuat-buat
.Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga (predictable). Ini
mendorong orang lain untuk percaya kepada kita .
2. Sikap
Suportif
Adalah
sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi . Orang yang bersifat
defensif bila ia tidak menerima , tidak jujur dan tidak empatis . Dengan sikap
defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih
banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi
ketimbang memahami pesan orang lain . Jack Gibb menyebutkan enam perilaku yang
menimbulkan perilaku suportif , terdapat dalam daftar :
Iklim Defensif
1. Evaluasi
2. Kontrol
3. Strategi
4. Netralisasi
5. Superioritas
6. Kepastian
|
Iklim Suportif
1. Deskriptif
2. Orientasi masalah
3. Spontanitas
4. Empati ‘
5. Persamaan
6. Provisionalisme
|
Dalam
penelitian Gibb diungkapkan bahwa makin sering orang menggunakan perilaku
disebelah kiri ,makin besar kemungkinan komunikasi menjadi defensif.
Sebaliknya, ketika orang menggunakan perilaku di sebelah kanan .
Misalnya
: Strategi dan spontanitas
Strategi
adalah penggunan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain .
Anda menggunakan strategi bila orang menduga anda mempunyai motif-motif
tersembunyi .Anda berkomunikasi dengan “Udang di balik batu”.Spontanitas
artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam . Bila
orang tahu kita melakukan strategi , ia akan melakukan defensif .
3. Open
mindedness (sikap terbuka)
Sikap
terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang
efektif.Untuk memahami orang yang mempunyai sikap terbuka harus
mengidentifikasi dahulu orang yang mempunyai sikap tertutup.Lawan dari sikap
terbuka adalah dogmatism.Sehingga untuk memahami
sikap
terbuka, terlebih
dahulu mengidentifikasi karakteristik orang dogmatis .
Perbedaan sikap terbuka dengan sikap
tertutup :
Sikap
Terbuka
|
Sikap Tertutup
|
1.
Menilai pesan secara Objektif , dengan menggunakan data-data dan keajengan
logika.
|
1.
Menilai pesan berdasarkan motif pribadi
|
2.
Membedakan dengan mudah , melihat nuansa
|
2.
Berfikir simplisis , artinya berfikir hitam putih tanpa nuansa
|
3.
Berorientasi pada isi
|
3.
Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi pesan
|
4.
Mencari informasi pada berbagai sumber
|
4.
Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri ,
bukan dari sumber kepercayaan orang lain
|
5. Lebih bersifat provisional dan bersedia
mengubah kepercayaan
|
5.
Kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaannya
|
6. Mencari
pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan
|
6.Menolak
, mengabaikan , mendistorsi, dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan
system kepercayaan
|
Agar
komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan interpersonal
yang efektif , dogmatis harus diganti dengan sikap suportif, sikap terbuka
mendorong timbulnya saling pengertian , saling menghargai, dan yang paling
penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal.
D.
Teori Model dan
Kualitas Hubungan antar Manusia
Terdapat
tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar
manusia, meliputi :
1.
Teori Transaksional (Model Pertukaran Sosial)
Menurut teori ini ,
hubungan anar manusia(interpersonal)itu berlangsung mengikuti kaidah
transaksional, yaitu apakah masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam
transaksinya atau malah merugi . Jika merasa memperoleh keuntungan maka
hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan
terganggu putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan . Demikian juga rakyat
dan pemimpin suami-isteri, mantu-mertua, direktur-anak buah, guru-murid, mereka
berfikir;kontribusi mereka sebanding dengan keuntungan yang diperoleh atau
malah rugi .
2. Teori Peran
Menurut
teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada scenario yang
disusun oleh masyarakat , yang mengatur apa dan bagaimana peran dan bagaimanaperan
setiap orang dalam pergaulannya. Dalam scenario itu sudah ‘tertulis’ seorang
Presiden harus bagaimana , murid harus bagaimana. Begitupun juga peran sebagai
bidan .
3.
Teori Permainan
Menurut
teori ini , klasifikasi manusia itu hanya terbagi tiga, yaitu :
·
Anak-anak
·
Orang dewasa
·
Orang tua
Anak-anak
itu manja tidak ngerti tanggung jawab , dan jika permintaannya tidak segera
dipenuhi ia akan nangis terguling-guling atau ngambek .
Sedangkan
, Orang dewasa , ia lugas dan sadar risiko.
Adapun
orang tua , ia selalu akan memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi
mereka. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis
terguling-guling ketika minta es krim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran
jikaada orang tua yang masih kekanak-kanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antar manusia adalah
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup
hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan
orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati.
Tujuan hubungan antar manusia adalah
agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling
bekerja sama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain.
B. Saran
Untuk menjalin suatu hubungan yang
baik dengan klien kita harus bisa memahami diri sendiri.Mencoba untuk memahami
kebutuhan dan keinginan masing-masing individu.
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari Dian.2009. Komunikasi Dan
Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jogjakarta: NUHA MEDIKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar