BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan
masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia .
MDG’s berisi 8 buah tujuan pembangunan millenium yaitu
pengetasan kemiskinan dan kelaparan, pemerataan pendidikan, mendukung persamaan
gender, mengurangi kematian anak, meningkatkan kesejahteraan ibu hamil, melawan
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
Menurut data WHO, sebanyak 99%
kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara
berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di
bandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara
persemakmuran. Menurut WHO, 81% Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi selama
hamil, bersalin dan 25% selama masa post partum (WHO, 2011).
yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI.
pemerintah, sektor swasta maupun
masyarakat. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu.
ASI dikatakan sebuah mukjizat
dikarenakan ASI sudah diciptakan tuhan untuk kedekatan antara ibu dan bayi,
tidak ada makan didunia ini sebaik ASI, ASI mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual, mengandung hormon,
nutrisi, unsur kekebalan, anti alergi, serta inflamasi, nutrisi hampir 200
unsur zat makanan
Pemberian ASI membantu bayi memulai
kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau susu pertama mengandung
antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat.
Penting sekali memberikan ASI pada jam pertama sesudah bayi lahir dan kemudian
setidaknya setiap dua atau tiga jam
Masalah dalam pemberian ASI yaitu
meliputi putting susu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak, mastitis,
abses payudara. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu anjurkan ibu untuk
menyusui diputing yang normal yang lecet nya lebih sedikit, massase payudara
lalu kompres dingin untuk mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik menyusui yang
benar dan cenderung terjadi pada ibu primigravida
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI
dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting susu lecet
dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu.
Apabila ibu enggan menyusui akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. i
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Menyusui
2. Pengkajian data fisik dan psikososial
3. Riwayat kesehatan ibu
4. Pemeriksaan fisik
5. Tanda-tanda vital
6. payudara
7. uteru
8. kandung kemih
9. genetalia
10.perineum
11.eksrimitas bawah
12.pengkajian fisiologi
dan pengetahuan ibu.
BAB II
PEMBAHASAN
Asuhan
pada Ibu Masa Nifas dan menyusui
Pengkajian data fisik dan psikososial
Pengkajian atau
pengumpulan data dasar yang dapat berupa data fisik dan data psikososial adalah
pengumpulan data untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien.
Pengkajian pada ibu postpartum berfokus pada masalah
fisiologis dan psikologis serta psikososial ibu, tingkat kenyamanan, kurangnya
pengetahuan terkait dengan kesiapan untuk belajar, serta penyesuaian terhadap
transisi yang diperlukan untuk menjadi ibu.Selain ibu, bayi juga perlu dikaji
mengenai penyesuaian fisiologisnya terhadap lingkungan diluar rahim, kenormalan
fisik, serta kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan bayi.
Pengkajian Data Fisik
Pengkajian data fisik terdiri dari
pemeriksaan yang akan menilai :
1.
Data Subyektif
Biodata yang mencakup identitas
pasien
a.
Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu panggilan
sehari-hari agar tidakkeliru dalam memberikan penanganan.
b. Umuu r
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurangdari 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental danpsikisnya belum
siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentansekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas
c.
Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbingatau mengarahkan
pasien dalam berdoa.
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahuisejauh-mana
ringkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya.
e.
Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat
atau kebiasaan sehari hari.
f. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
Biodata
Istri
Suami
Nama
:........................
Nama
:........................
Usia
:........................
Usia
:........................
Agama
:........................
Agama :........................
Pendidikan
:........................
Pendidikan :........................
Pekerjaan
:........................
Pekerjaan :........................
Suku
:........................
Suku
:........................
Alamat
:........................
Alamat :........................
Riwayat
Pasien
a.
Keluhan
Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien datang ke pasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya, ibi post partum normal
ingin memeriksakan kesehatannya setelah persalinan. Contoh lain, ibu post
partum patologis dengan keluhan demam, keluar darah segar dan banyak, nyeri
dan infeksi luka jahitan, dan lain-lain.
b.
Riwayat
Kebidanan
1) Menstruasi
a)
Menarche
Menarche adalah usia pertama kali
mengalami menstruasi. Wania indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar
12 sampai 16 tahun.
b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak
antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
c) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak
darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan
data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang
dan sedikit. Jawaban yang diberiakan oleh pasien biasanya bersifat subjektif,
namun kita dapat kaji lebih kali menganti pembalut dalam sehari.
d) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan
yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala
sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
2)
Gangguan
kesehatan alat reproduksi
3)
Riwayat
kehamilan, persalinan ,nifas,dan KB yang lalu
Anak ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
KB
|
||||||
Lama
|
Penyulit
|
Penolong
|
Tempat
|
BB
Bayi
|
Penyulit
|
Vit.
A
|
Tab
FE
|
Alat
kontrasepsi
|
Lama
|
|
4) Riwayat
persalinan sekarang
Penolong
|
Tempat
|
Lama
Kala I
|
Lama
Kala II
|
Lama
Kala III
|
Perdarahan Kala IV
|
BB
Bayi
|
Jenis
Kelamin
|
Apgar Score
|
Ket.
|
c. Riwayat
Kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini
dapat kita gunakan sebagai’ penanda” (warning) akan adanya penyulit masa nifas.
Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa nifas yang melibatkan seluruh
sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa
data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu kita
ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti
jantung, diabetes melitus,ginjal,hipertensi/hipotensi dan hepatitis.
d. Status
Perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari
data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan.
Beberapa pertanyaan yang dapat ajukan antara lain sebagai berikut.
1)
Berapa tahun
usia ibu ketika menikah pertama kali?
2)
Status
pernikahan(sah/tidak)?
3)
Lama
pernikahan?
4)
Ini adalah
suami yang ke?
e. Pola Makan
Ini penting untuk diketahui supaya
kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil. Kita bisa menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang
tidak disukai, seberapa banyak dan sering ia mengonsumsinya, sehingga jika kita
peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan , maka kita dapat
memberi klarifikasi dalam pemberian pendidikam kesehatan mengenai post
partum. Beberapa hal yang perlu kita tanyakan pada pasien berkaitan dengan
pola makan adalah sebagai berikut :
1) Menu
Ini dikaitkan dengan pola diet
seimbang bagi ibu post partum. Jika pengaturan menu makan yang dilakukan
oleh pasien kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa komponen
gizi tidak akan terpenuhi, maka bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyusunan menu seimbang bagi ibu. Kita dapat menanyakan pada
pasien tentang apa saja yang ia makan dalam sehari
(nasi,sayur,lauk,buah,makanan selingan,dan lain –lain)
2) Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk bagi
kita tentang seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.
3) Jumlah
perhari
Data ini memberiakan volume atau
seberapa banyak makananyang ibu makan dalam waktu satu kali makan. Untuk
mendapatkan gambaran total makanan yang ibu makan bidan dapat mengalikan dengan
frekuensi makan dalam sehari.
4) Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji
karena ada kemungkinan pasien berpantang makanan justru pada makanan yang
sangat mendukungan pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan atau telur.
f. Pola Minum
Kita juga harus dapat memperoleh
data dari kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam
masa nifas in take, asupan cairan yang cukup sanagat dibutuhkan. Hal-hal
yang perlu kita tanyakan kepada pasien tentang pola minum adalah sebagai
berikut.
1) Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien
berapa kali ia minum dalam sehari, dan dalam sekali minum menghabiskan berapa
gelas.
2) Jumlah per
hari
Frekuensi minum dikaliakan seberapa
banyak ibu minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan jumlah asupan cairan
dalam sehari.
3) Jenis
minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman
yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya.
g.
Pola
Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu
post partum. Oleh karena itu, bidan perlu menggali informasi mengenai
kebiasaan pada ibu supaya bidan mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika
bidan mendapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat.
Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur disiang dan dimalam hari.
Pada kanyataannya, tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal
tidur siang sangat penting untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi
fisiknya setelah melahirkan. Untuk instirahat malam, rata-rata waktu yang
diperlukan adalah 6-8 jam.
h. Aktivitas
sehari-hari
Bidan perlu mengkaji aktivitas
sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran kepada bidan tentang
seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan
pasien terlalu berat dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan post partum maka
bidan akan memberikan peringatan seawal mungkin pada pasien untuk membatasi
dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktivitas yang terlalu
berat dapat menyebabkan perdarahan per vagina.
i. Personal
Hygine
Data ini perlu kita kaji karna
bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika
pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya,
maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan
diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang di lakukan dalam
perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang
di lakuakn dalam perawatan kebersihan diri di antaranya dalah sebagai berikut :
1) Mandi
Kita dapat menanyakan kepada pasien
berapa kali ia mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan
sore)
2) Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang
peduli dengan kebersiahan rambutnya karna mereka beranggapan keramas tidak
begitu berpengaruh terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien yang seperti
ini, maka kita memberikan pengertiaan kepadanya bahwa keramas harus selalu di
lakukan ketika rambut kotor karna bagian kepala yang kotor merupakan tempat
yang mudah menjadi sumber infeksi. Kepala akan terasa gatal, yang secara
sepontan tangan akan menggaruk-garuk kepalanya yang gatal, padahal saat itu ia
juga harus selalu menyentuh kulit bayinya jika menyusui atau mengganti
popoknya. Kulit bayi yang masih sensitif akan mudah iritasi dan infeksi akan mudah
tertular dari tangan ibunya yang tidak bersih.
3) Ganti baju
dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam
sehari sedangkan celana dalam minimal dua kali. Namun jika sewaktu-waktu baju
dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera di ganti tanpa harus menunggu
waktu untuk ganti berikutnya.
4) Kebersihan
kuku
Kuku ibu post partum harus selalu
dalam keadaan pendek dan bersih, kuku selain sebagi tempat yang mudah untuk
bersarangnya kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkan trouma pada kulit
bayi jika terlalu panjang. Kita dapat menanyakan kepada pasien, setiap
berapa hari ia memotong kukunya, atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya
supaya terlihat menarik.
j. Aktivitas
Seksual
Walupun ini adalah hal yang cukup
privasi bagi pasien bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karna terjadi
beberapa kasus keluhan dan aktifitas sexual yang cukup menggangu pasien namun
ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Dengan teknik komunikasi yang
senyaman mungkin bagi pasien, bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
aktifitas sexual, melalui pertanyaan berikut ini :
1)
Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual
dalam seminggu.
2)
Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien
mengalami gangguan ketika melakukan hubungan sexual, misalnya nyeri saat
berhubungan, adanya ketidak puasan dengan suami, kurangnya keinginan untuk
melakukan hubungan dan lain sebagainya. Jika kita mendapatkan data-data
tersebut di atas maka sebaiknya kita membantu pasien untuk mengatasi permasalahannya
dengan konseling lebih intensif mengenai hal ini.
k. Keadaan
Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat
mempengaruhi status kesehatan kelurga. Beberapa data yang bisa kita gali untuk
memastikan keadaan kesehatan keluarga antara lain sebagai berikut :
1)
Fasilitas
mandi, cuci, dan kakus (MCK)
Kita dapat menanyakan pada pasien
tentang kebiasaannya membuang air besar dan kecil sehari-hari. Jika keluarga
tidak mempunyai fasilitas MCK pribadi, apakah di sekitar tempat tinggal mereka
ada fasilitas MCK umum, atau mungkin mereka biasa buang air besar dan kecil di
sungai.
2) Letak tempat
tinggal dekat dengan kandang ternak atau tidak
Kandang ternak yang dekat dengan
tempat tinggal sangat memungkinkan menjadi sumber penularan berbagai macam
penyakit. Terlebih jika kotoran hewan ternak tidak secara rutin di bersihkan.
Kita harus waspada akan bahaya penyakit infeksi yang awal penularannya melalu
feses hewan. Kita juga harus mengkaji jika keluarga pasien memelihara ternak,
pastika bahwa debu sisa pakan ternak dan kotorannya tidak akan menggangu
pernapasan bayi.
3)
Polusi udara
Kita kaji apakah tempat tinggal pasien berada di pemukiman
yang tingkat polusi udaranyah tinggi. Untuk mengurangi tingkat polusi kita
dapat menganjurkan pasien untuk menanam pohon di depan rumahnhya, meskipun
hanya memakai pot jika lahannya terbatas.
4)
Keadaan
kamar
Kamar yang sehat adalah kamar yang
sirkulasi udaranya lancar dengan ventilasi udara yang memungkinkan cahaya
matahari masuk ke dalam kamar. Kamar yang lembab kurang baik untuk kesehatan
bayi.
l. Respons
Keluarga terhadap Kelahiran Bayi
Bagaimanapun juga hal ini sangat
penting untuk kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon yang positif dari
keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya. Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien
dan keluarga. Ekpresi wajah yang mereka tampilkan juga dapat memberikan
petunjuk kepada kita tentang bagaiman respon mereka terhadap kelahiran ini.
Pada beberapa kasus sering kita jumpai tidak adanya respon yang positif dari
keluarga dan lingkungan pasien karena adanya permasalahan yang mungkin tidak
mereka ceritakan kepada kita. Jika hal itu terjadi, bidan sebisa mungkin dapat
berperan dalam mencari beberapa alternatif solusi.
m.
Respons Ibu
terhadap Kelahiran Bayinya
Dalam mengkaji data ini kita dapat
menanyakan langsung kepada pasien mengenai bagaiman perasaannya terhadap
kelahiran bayinya. Pertanyaan yang dapat kita ajukan misalnya, “bagaimana mbak
perasaannya dengan kelahiran anaknya ini?”
n.
Respons Ayah
Terhadap Bayi
Untuk mengetahui bagaimana respons
ayah terhadap kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung kepada suami pasien
atau dapat juga kepada pasien sendiri. Data mengenai respons ayah ini sangat
penting karna dapat kita jadikan sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana
pola kita dalam meberikan asuhan kepada pasien dan bayinya. Jika suami pasien
memberikan respon yang positif terhadap istri dan anaknya maka akan memberikan
kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam memberika perawatan.
o. Pengetahuan
Ibu Terhadap Perawatan Bayi
Data ini dapat kita peroleh dari
beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada pasien mengenai perawatan bayi.
Pengalaman atau riwayat kehamilannya yang lalu dapat pula kita jadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana pasien mengtahui
tentang perawatan kehamilan ini dan perawatan bayi. Biasanya, dalam pengkajian
ini pasien akan langsung mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh
pasien akan idan jadikan sebagai acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
p.
Perencanaan
KB
Meskipun pemakaian alat kontrasepsi
masih lama, namun tidak ada slahnya jika bidan mengkaji lebih awal agar pasien
mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan beberapa alat
kontrasepsi. Bidan juga dapat memberikan penjelasan menganai alat kontrasepsi tertentu
yang sesuai dengan kondisi dan keinginan pasien.
q.
Pengetahuan
Ibu Tentang Keadaannya dan perawatannya
Penting untuk di ketahui pasien
mengenai keadaannya dan perjalanan perawatannya. Hal ini dimaksudkan agar
pasien dapat kooperatif dalam menjalankan program perawatan.
r.
Adat
Istiadat yang Berkaitan Dengan Masa Nifas
Untuk mendapatkan data ini, bidan
sangat perlu untuk melakukan pedekatan terhadap keluarga pasien, terutama orang
tua. Hal penting yang biasanya meraka anut kaitannya dengan masa nifas adalah
menu makanan untuk ibu nifas, misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang
berasal dari daging, ikan, telur, dan goreng-gorengan karena dipercaya akan
menghambat penyembuhan luka persalinan dan makanan ini akan membuat ASI menjadi
lebih amis.
Adat ini akan sangat merugikan pasien karena justru
pemulihan kesehatannya akan terhambat. Dengan banyaknya jenis makanan yang
harus ia pantang maka akan mengurangi juga nafsu makannya sehingga asupan
makanan yang seharusnya lebih banyak dari biasanya malah semakin berkurang.
Produksi ASI juga akan berkurang karena volume ASI sangat dipengaruhi oleh
asupan nutrisi yang kualitas dan kuantitasnya cukup.
2.
Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien , seorang bidan
harusmengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam
keadaanstabil.
o Keadaan umum
pasien
Mengetahui keadaan pasien secara umum, untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan pada pasien.
o Kesadaran
pasien
§ Compos
Mentis
Keadaan dimana pasien mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respon yang cukup.
§ Apatis
Pasien bersikap acuh tak acuh dengan keadaan
sekitarnya.
§ Samnolen
Pasien memiliki kesadaran yang lebih rendah ,
§ Sopor
Pasien memberikan sedikit respon terhadap rangsangan
yang kuat. Hal tersebut bisa ditandai dengan adanya reflex pupil terhadap
cahaya yang masih positif.
§ Koma
Pasien tidak dapat bereaksi yerhadap stimulus atau
rangsangan apapun. Refleks pupil terhadap cahaya sudah tidak ada.
o Tanda-tanda Vital
§ Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama
masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh
keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena
isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.
Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu
tubuh kembali normal.Kenaikan suhu yang mencapai > 38 º C adalah mengarah
ketanda tanda infeksi.
§ Nadi
Nadi
berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas
adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa
diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang
berlebihan .Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena
adanya vitium kordis.Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami
bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai
50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin,
tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu
kelainan.
§ Pernapasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal,
yaitu sekitar 20 – 30x/menit.
§ Tekanan
darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak
ada penyakit – penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
o Pemeriksaan obstetri
a.Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui pengeluaran pervaginam apakah sesuai dengan masa nifasnya serta pengeluaran ASI.
Perlu dilakukan untuk mengetahui pengeluaran pervaginam apakah sesuai dengan masa nifasnya serta pengeluaran ASI.
b.Palpasi
Untuk mengetahui involusi uteri seperti : TFU, kontraksinya dan lochea serta keadaan payudara apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan putting.
Untuk mengetahui involusi uteri seperti : TFU, kontraksinya dan lochea serta keadaan payudara apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan putting.
c.Perkusi
Bagaimana
keadaan reflek patella.
o Pemeriksaan Head to Toe
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung
kaki.Menjelaskanpemeriksaan fisik yang
dilakukan.:
a.
Muka : konjungtiva merah muda, sklera putih, oedema tidak ada, mulutbersih,
gigi tidak karies.
b.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
c.
Keadaan buah dada dan puting susuSimetris/ tidakKonsistensi, ada
pembengkakan/ tidak,Puting
menonjol/tidak,lecet/tidak
d. Keadaan abdomen
o
Uterus:
Normal:
F Berkontraksi baik
F Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas segera
Abnormal:
F Di atas ketinggian fundal saat masa post partum segera
Periksa
tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri atau tidak
Involusi
atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Perubahan ini dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba TFU atau Tinggi Fundus Uteri,
yaitu sebagai berikut :
1.
Pada saat
bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000 gram
2.
Pada akhir
kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
3.
Pada 1
minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat 500 gr
4.
Pada 2
minggu post partum, TFU teraba di atas simpisis dengan berat 350 gram
5.
Pada 6
minggu atau 40 hari post partum, fundus uteri mengecil (tidak teraba) dengan
berat 50 gram.
a.
Apakah kontraksi
uterus baik atau tidak
b.
Apakah
konsistensinya lunak atau keras
c. Apabila uterus awalnya berkontraksi
dengan baik maka pada saat palpasi tidak akan tampak peningkatan aliran
pengeluaran lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak baik dan
konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang akan
mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini pada keadaan yang normal
akan berkurang dan uterus menjadi keras
Tabel berikut ini
menggambarkan perubahan – perubahan yang normal di dalam uterus selama
masa nifas
Bobot
Uterus
|
Diameter
Uterus
|
Palpasi
Serviks
|
|
Pada akhir Persalinan
|
900 gram
|
12,5 cm
|
Lembut / Lunak
|
Pada akhir minggu ke 1
|
450 gram
|
7,5 cm
|
2 cm
|
Pada Akhir minggu ke 2
|
200 gram
|
5,0 cm
|
1 cm
|
Sesudah Akhir 6 minggu
|
60 gram
|
2,5 cm
|
Menyempit
|
e.
Keadaan genitalia
Lochea:
Normal:
F
Merah hitam (lochia rubra)
F
Bau biasa
F
Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku(ukuran kecil)
F
Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya
perlumengganti pembalut setiap 3-5 jam
Abnormal:
F Merah terang
F Bau busuk
F Mengeluarkan darah beku
F Perdarahan berat (memerlukan penggantian
pembalutsetiap 0-2 jam)d.
f.
Keadaan perineum :
Oedema, hematoma, bekas lukaepisiotomy / robekan, hectinge. Keadaan anus:
hemorrhoid /tidakf.
g. Keadaan ekstremitas
F
Varices
F
Oedema
F
Refleks patella
o Pemeriksaan
Laboratorium
a.
Darah
Hemoglobin
dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 1g% dibutuhkan suplemen FE),
eritrosit, leukosit, Trombosit
b.
Klien dengan
Dower Kateter diperlukan culture urine.
2.3 Pengkajian Data
Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap
bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan
depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Postpartum Depression dan Postpartum Blues merupakan dua jenis
gangguan mood pasca persalinan.
Postpartum Depression merupakan depresi yang dialami
wanita selama kehamilan, single parent, konsumsi rokok atau obat-obatan terlarang
selama masa kehamilan, menderita suatu penyakit selama kehamilan ,kelainan
psikologis ,serta adanya riwayat postpartum depression sebelumnya.Gejalanya
berupa depresi, sering menangis, muntah, insomnia, gangguan nafsu makan,
kecenderungsn bunuh diri, dan sering berpikir tentang kematian.Gejala ini
muncul sepanjang hari, dimulai saat minggu ke-4 pasca persalinan atau 3 bulan
setelah persalinan yang berlangsung selama minimal 2 minggu.
Postpartum blues merupakan suatu gangguan psikologis
sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama
postpartum.Gejala yang dapat muncul antara lain insomnia , sering menangis,
cemas consentrasi menurun dan mudah marah.Postpartum blues sebagian besar
merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah
dari keluarga dan bayinya.
Hal ini
sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor. Penyebab yang paling
menonjol adalah :
a. Kekecewaan
emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama
kehamilan dan persalinan.
b. Rasa sakit
masa nifas awal.
c. Kelelahan
karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada kebanyakan Rumah
sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh kebijakan kunjungan yang kaku,
kebijakan perawatan yang tidak fleksibel dan tidak ada ketetapan untuk berada
di Ruang.
d. Kecemasan
pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e. Rasa takut
menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.
Adapun data lain yang terkait dengan data psikososial
antara lain :
a. Ibu merasa
senang atas kelahiran bayinya
b. Ibu dapat
beradaptasi dengan kondisi yang dialami
c. Harapan ibu
semoga cepat sembuh dan cepat pulang kerumah
d. Hubungan
dengan suami baik
e. Hubungan
dengan lingkungan baik
Riwayat kesehatan ibu
a.
Riwayat
kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi,
Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini
b. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa
nifas dan bayinya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan
bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
d.Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta
rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
e.Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
o Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,
jenis makanan, makanan pantangan.
o Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan
buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah
o Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
o Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih
mengeluarkan lochea.
o Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi
sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat – alat reproduksi.
Pemeriksaan
fisik
1.Tanda-Tanda
Vital
§ Tekanan darah
Pada
beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain yang
menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
§ Suhu
Peningkatan suhu
badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh
dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain
itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama
awal persalinan.Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh
kembali normal.Kenaikan suhu yang mencapai > 38 º C adalah mengarah ketanda
tanda infeksi.
§ Nadi
Nadi
berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas
adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa
diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang
berlebihan .Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena
adanya vitium kordis.Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami
bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40
sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang
mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah
suatu kelainan.
§ Pernapasan
Pernafasan
harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar
20 –
30x/menit
2. Dada dan Payudara
Meliputi pemeriksaan kesimetrisan antara
payudara kiri dan kanan, puting susu, hiperpigmentasi pada areola mammae, ada
atau tidaknya kolostrum pada saat putting susu dipencet.
3. Abdomen dan Uterus
Memperhatikan
apakah uterus berkontraksi dengan baik atau tidak. Evaluasi abdomen terhadap
involusi uterus, diatesis recti dan kandung kemih. Untuk involusi uterus
periksa kontraksi uterus, posisi dan tinggi fundus uteri. Involusi uterus
merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
bobot atau beratnya hanya 60 gram.
Proses involusi uteri:
Involusi
|
Tinggi
fundus
|
Berat
uterus
|
Plasenta
lahir
|
Sepusat
|
1.000 gr
|
7 hari (1
minggu)
|
Pertengehan
pusat dan simfisis
|
500gr
|
14 hari (2
minggu)
|
Tak teraba
|
350gr
|
42 hari (6
minggu)
|
Sebesar
hamil 2 minggu (normal)
|
50gr
|
56 hari
(minggu)
|
normal
|
30gr
|
4.Kandung Kemih
Kandung kemih pada peurperium mempunyai kapasitas yang
meningkat secara relative. Oleh karena itu, disten si yang berlebihan, urine
residual yang berlebihan, dan pengosongan yang
tidak sempurna, harus diwaspadai dengan seksama,. Ureter dan pelvis
renalis yang mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai delapan
minggu setelah persalinan.
Edema dan
efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun selain itu
rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan , laserasi
vagina atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca
partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih
peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih normal
5. Genetalia
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta
perenggangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan tugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.
Memperhatikan
kebersihan vulva, ada tidaknya edema dan varises, jahitan perineum, dan
pengeluaran lokia. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae
akan kembali terlihat pada minggu ke empat.
6. Perineum
Segera
setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perenium
sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
pada keadaan sebelum melahirkan.
Memperhatkan
jahitan pada perineum jika ada, ada tidaknya edema dan
varises.Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas).
Atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus
berlangsung dalam 2-3 minggu.
7. Ekstremitas Bawah
Lakukan
pemeriksaan pada ekstremitas bawah dengan melihat apakah ada oedema atau tidak,
adanya varices atau tidak serta memeriksa refleks patella dan nyeri tekan atau
panas pada betis adanya tanda human. Tanda homan didapatkan dengan meletakkan
satu tangan pada lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai
tetap lurus. Dorsifleksi kai tersebut jika terdapat nyeri pada betis maka tanda
homan positif
8. Pengkajian
Psikologis dan Pengetahuan Ibu
1.Pengkajian
Psikologis
Mengetahui keadaan psikologis ibu
postpartum,bagaimana respon ibu terhadap kelahiran anaknya, dapatkah ibu segera
beradaptasi terhadap peran barunya , bagaimana komunikasi dan interaksi ibu
dengan suami dan anggota keluarga, adakah gangguan yang terjadi pada
psikologinya, misalnya stress, insomnia dan beberapa tanda atau gejala yang
akan menjurus kearah postpartum blues
atau bahkan depression postpartum.
2.Pengkajian Pengetahuan Ibu
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang
perawatan terhadap dirinya sendiri serta bayinya setelah melahirkan sehingga
akan menguntungkan selama masa nifas.
Mengkaji
pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas ,misalnya
perdarahan pada masa nifas, tanda dan gejala infeksi, kemungkinan adanya reaksi
terhadap pengobatan yang diberikan, gangguan perasaan (Baby Blues dan
Depression Postpartum).
Mengkaji
pengetahuan ibu tentang perawatan payudara serta pemberian ASI Ekslusif dan
cara menyusui bayi yang benar, gizi yang diperlukan selama masa nifas, kapan
boleh dilakukannya hubungan seksual. Membekali ibu cara perawatan bayinya ,
terutama perawatan tali pusat Dan juga membekali ibu cara perawatan bayinya
sehari-hari.
Apabila
dalam pengkajian tersebut masih ditemukan kekurangan,maka bidan harus
memberikan KIE lagi untuk ibu tersebut agar dapat mengerti betul tentang
perawatan terhadap dirinya sendiri serta banyinya dan beberapa hal-hal penting lainnya
yang sangat penting untuk diketahui ibu pada masa nifas.Hal tersebut untuk
sedikit membantu mencegah kegawatan yang mungkin akan terjadi pada ibu nifas
dan bayinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa
sesudah melahirkan terhitung dari selesai persalinan samapi pulihnya alaty
kandungan seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu.
Tujuan
perawatan masa nifas :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah, mengobati
dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3. Memberika pendidikan kesehatan tentang perawatan, nutrisi, KB dan
menyusui
SARAN
- Bagi
Pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalan asuhan masa nifas diperlukan kerja sama
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
- Bagi
Petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan kietrampilan dengan meningkatkan peran
penolong/ bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan masa
nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Moctar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1, Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono, 1992, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, edisi
3. INPKKF POGI, Jakarta
Mansjoer, Arief, 2002, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Media
Aesculapius, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar