bunga jatuh

Rabu, 03 Februari 2016

NIFAS






 BAB I
PENDAHULUAN

I.       Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia .
MDG’s berisi 8 buah tujuan pembangunan millenium yaitu pengetasan kemiskinan dan kelaparan, pemerataan pendidikan, mendukung persamaan gender, mengurangi kematian anak, meningkatkan kesejahteraan ibu hamil, melawan HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi selama hamil, bersalin dan 25% selama masa post partum (WHO, 2011).
yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI.
 pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu.

ASI dikatakan sebuah mukjizat dikarenakan ASI sudah diciptakan tuhan untuk kedekatan antara ibu dan bayi, tidak ada makan didunia ini sebaik ASI, ASI mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual, mengandung hormon, nutrisi, unsur kekebalan, anti alergi, serta inflamasi, nutrisi hampir 200 unsur zat makanan
Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau susu pertama mengandung antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali memberikan ASI pada jam pertama sesudah bayi lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga jam
Masalah dalam pemberian ASI yaitu meliputi putting susu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak, mastitis, abses payudara. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu anjurkan ibu untuk menyusui diputing yang normal yang lecet nya lebih sedikit, massase payudara lalu kompres dingin untuk mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik menyusui yang benar dan cenderung terjadi pada ibu primigravida
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Apabila ibu enggan menyusui akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. i

2.    Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas  Menyusui
2. Pengkajian data fisik dan psikososial
3. Riwayat kesehatan ibu
4. Pemeriksaan fisik
5. Tanda-tanda vital
6. payudara
7. uteru
8. kandung kemih
9. genetalia
10.perineum
11.eksrimitas bawah
12.pengkajian fisiologi dan pengetahuan ibu.








BAB II
PEMBAHASAN
Asuhan pada  Ibu Masa Nifas dan menyusui

  Pengkajian data fisik dan psikososial
                        Pengkajian atau pengumpulan data dasar yang dapat berupa data fisik dan data psikososial adalah pengumpulan data untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Pengkajian pada ibu postpartum berfokus pada masalah fisiologis dan psikologis serta psikososial ibu, tingkat kenyamanan, kurangnya pengetahuan terkait dengan kesiapan untuk belajar, serta penyesuaian terhadap transisi yang diperlukan untuk menjadi ibu.Selain ibu, bayi juga perlu dikaji mengenai penyesuaian fisiologisnya terhadap lingkungan diluar rahim, kenormalan fisik, serta kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan bayi.

Pengkajian Data Fisik
            Pengkajian data fisik terdiri dari pemeriksaan yang akan menilai :
1.      Data Subyektif
Biodata yang mencakup identitas pasien
a.       Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu panggilan sehari-hari agar tidakkeliru dalam memberikan penanganan.
b.      Umuu r
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurangdari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental danpsikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentansekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas
c.       Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbingatau mengarahkan pasien dalam berdoa.



d.             Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahuisejauh-mana ringkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
e.       Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari.
f.       Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g.      Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.           
 Biodata
Istri                                                         Suami
Nama          :........................                   Nama          :........................
Usia            :........................                   Usia            :........................
Agama        :........................                   Agama        :........................
Pendidikan :........................                   Pendidikan :........................
Pekerjaan    :........................                   Pekerjaan    :........................
Suku           :........................                   Suku           :........................
Alamat        :........................                   Alamat        :........................ 
                                               
 Riwayat Pasien
a.       Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke pasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya, ibi post partum normal ingin memeriksakan kesehatannya setelah persalinan. Contoh lain, ibu post partum patologis dengan keluhan demam, keluar darah segar dan banyak, nyeri dan infeksi luka jahitan, dan lain-lain.
b.      Riwayat Kebidanan

1)      Menstruasi
a)      Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wania indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
b)      Siklus
Siklus menstruasi  adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
c)      Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit. Jawaban yang diberiakan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih kali menganti pembalut dalam sehari.
d)     Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
2)      Gangguan kesehatan alat reproduksi
3)      Riwayat kehamilan, persalinan ,nifas,dan KB yang lalu


Anak ke
Kehamilan
Persalinan
Nifas
KB
Lama
Penyulit
Penolong
Tempat
BB
Bayi
Penyulit
Vit.
A
Tab
FE
Alat
kontrasepsi
Lama
                                                                                          
4)      Riwayat persalinan sekarang
Penolong
Tempat
Lama
Kala I
Lama
Kala II
Lama
Kala III
Perdarahan Kala IV
BB
Bayi
Jenis
Kelamin
Apgar Score
Ket.
c.       Riwayat Kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai’ penanda” (warning) akan adanya penyulit masa nifas. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa nifas yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting  tentang  riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes melitus,ginjal,hipertensi/hipotensi dan hepatitis.
d.      Status Perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat ajukan antara lain sebagai berikut.
1)      Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali?
2)      Status pernikahan(sah/tidak)?
3)      Lama pernikahan?
4)      Ini adalah suami yang ke?
e.       Pola Makan
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa banyak dan sering ia mengonsumsinya, sehingga jika kita peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan , maka kita dapat memberi klarifikasi dalam pemberian pendidikam kesehatan mengenai post partum. Beberapa hal yang perlu kita tanyakan pada pasien berkaitan dengan pola makan adalah sebagai berikut :
1)      Menu
Ini dikaitkan dengan pola diet seimbang bagi ibu post partum. Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien kurang seimbang  sehingga ada kemungkinan beberapa komponen gizi tidak akan terpenuhi, maka bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang  bagi ibu. Kita dapat menanyakan pada pasien tentang  apa saja yang ia makan dalam sehari (nasi,sayur,lauk,buah,makanan selingan,dan lain –lain)
2)      Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk bagi kita tentang seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.
3)      Jumlah perhari
Data ini memberiakan volume atau seberapa banyak makananyang ibu makan dalam waktu satu kali makan. Untuk mendapatkan gambaran total makanan yang ibu makan bidan dapat mengalikan dengan frekuensi makan dalam sehari.
4)      Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji karena ada kemungkinan pasien berpantang makanan justru pada makanan yang sangat mendukungan pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan atau telur.
f.       Pola Minum
Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam masa nifas in take,  asupan cairan yang cukup sanagat dibutuhkan. Hal-hal yang perlu kita tanyakan kepada pasien tentang pola minum adalah sebagai berikut.
1)      Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum dalam sehari, dan dalam sekali minum menghabiskan berapa gelas.

2)      Jumlah per hari
Frekuensi minum dikaliakan seberapa banyak ibu minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan jumlah asupan cairan dalam sehari.
3)      Jenis minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya.

g.      Pola Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum. Oleh karena itu, bidan perlu menggali informasi mengenai kebiasaan pada ibu supaya bidan mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika bidan mendapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur disiang dan dimalam hari. Pada kanyataannya, tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi fisiknya setelah melahirkan. Untuk instirahat malam, rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam.


h.      Aktivitas sehari-hari
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan post partum maka bidan akan memberikan peringatan seawal mungkin pada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan perdarahan per vagina.
i.        Personal Hygine
Data ini perlu kita kaji karna bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang di lakukan dalam perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang di lakuakn dalam perawatan kebersihan diri di antaranya dalah sebagai berikut :
1)      Mandi
Kita dapat menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan sore)
2)      Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebersiahan rambutnya karna mereka beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien yang seperti ini, maka kita memberikan pengertiaan kepadanya bahwa keramas harus selalu di lakukan ketika rambut kotor karna bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang mudah menjadi sumber infeksi. Kepala akan terasa gatal, yang secara sepontan tangan akan menggaruk-garuk kepalanya yang gatal, padahal saat itu ia juga harus selalu menyentuh kulit bayinya jika menyusui atau mengganti popoknya. Kulit bayi yang masih sensitif akan mudah iritasi dan infeksi akan mudah tertular dari tangan ibunya yang tidak bersih.
3)      Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari sedangkan celana dalam minimal dua kali. Namun jika sewaktu-waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera di ganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti berikutnya.


4)      Kebersihan kuku
Kuku ibu post partum harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih, kuku selain sebagi tempat yang mudah untuk bersarangnya kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkan trouma pada kulit bayi jika terlalu panjang.  Kita dapat menanyakan kepada pasien, setiap berapa hari ia memotong kukunya, atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya terlihat menarik.
j.        Aktivitas Seksual
Walupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karna terjadi beberapa kasus keluhan dan aktifitas sexual yang cukup menggangu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Dengan teknik komunikasi yang senyaman mungkin bagi pasien, bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas sexual, melalui pertanyaan berikut ini :
1)      Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
2)      Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami gangguan ketika melakukan hubungan sexual, misalnya nyeri saat berhubungan, adanya ketidak puasan dengan suami, kurangnya keinginan untuk melakukan hubungan dan lain sebagainya. Jika kita mendapatkan data-data tersebut di atas maka sebaiknya kita membantu pasien untuk mengatasi permasalahannya dengan konseling lebih intensif mengenai hal ini.
k.      Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi status kesehatan kelurga. Beberapa data yang bisa kita gali untuk memastikan keadaan kesehatan keluarga antara lain sebagai berikut :

1)      Fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK)
Kita dapat menanyakan pada pasien tentang kebiasaannya membuang air besar dan kecil sehari-hari. Jika keluarga tidak mempunyai fasilitas MCK pribadi, apakah di sekitar tempat tinggal mereka ada fasilitas MCK umum, atau mungkin mereka biasa buang air besar dan kecil di sungai.




2)      Letak tempat tinggal dekat dengan kandang ternak atau tidak
Kandang ternak yang dekat dengan tempat tinggal sangat memungkinkan menjadi sumber penularan berbagai macam penyakit. Terlebih jika kotoran hewan ternak tidak secara rutin di bersihkan. Kita harus waspada akan bahaya penyakit infeksi yang awal penularannya melalu feses hewan. Kita juga harus mengkaji jika keluarga pasien memelihara ternak, pastika bahwa debu sisa pakan ternak dan kotorannya tidak akan menggangu pernapasan bayi.

3)      Polusi udara
Kita kaji apakah tempat tinggal pasien berada di pemukiman yang tingkat polusi udaranyah tinggi. Untuk mengurangi tingkat polusi kita dapat menganjurkan pasien untuk menanam pohon di depan rumahnhya, meskipun hanya memakai pot jika lahannya terbatas.

4)      Keadaan kamar
Kamar yang sehat adalah kamar yang sirkulasi udaranya lancar dengan ventilasi udara yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam kamar. Kamar yang lembab kurang baik untuk kesehatan bayi.

l.        Respons Keluarga terhadap Kelahiran Bayi
Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya. Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien dan keluarga.  Ekpresi wajah yang mereka tampilkan juga dapat memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaiman respon mereka terhadap kelahiran ini. Pada beberapa kasus sering kita jumpai tidak adanya respon yang positif dari keluarga dan lingkungan pasien karena adanya permasalahan yang mungkin tidak mereka ceritakan kepada kita. Jika hal itu terjadi, bidan sebisa mungkin dapat berperan dalam mencari beberapa alternatif solusi.





m.    Respons Ibu terhadap Kelahiran Bayinya
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien mengenai bagaiman perasaannya terhadap kelahiran bayinya. Pertanyaan yang dapat kita ajukan misalnya, “bagaimana mbak perasaannya dengan kelahiran anaknya ini?”

n.      Respons Ayah Terhadap Bayi
Untuk mengetahui bagaimana respons ayah terhadap kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung kepada suami pasien atau dapat juga kepada pasien sendiri. Data mengenai respons ayah ini sangat penting karna dapat kita jadikan sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana pola kita dalam meberikan asuhan kepada pasien dan bayinya. Jika suami pasien memberikan respon yang positif terhadap istri dan anaknya maka akan memberikan kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam memberika perawatan.

o.      Pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan Bayi
Data ini dapat kita peroleh dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada pasien mengenai perawatan bayi. Pengalaman atau riwayat kehamilannya yang lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana pasien mengtahui  tentang perawatan kehamilan ini dan perawatan bayi. Biasanya, dalam pengkajian ini pasien akan langsung mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh pasien akan idan jadikan sebagai acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan.

p.      Perencanaan KB
Meskipun pemakaian alat kontrasepsi masih lama, namun tidak ada slahnya jika bidan mengkaji lebih awal agar pasien mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan beberapa alat kontrasepsi. Bidan juga dapat memberikan penjelasan menganai alat kontrasepsi tertentu yang sesuai dengan kondisi dan keinginan pasien.

q.      Pengetahuan Ibu Tentang Keadaannya dan perawatannya
Penting untuk di ketahui pasien mengenai keadaannya dan perjalanan perawatannya. Hal ini dimaksudkan agar pasien dapat kooperatif dalam menjalankan program perawatan.

r.        Adat Istiadat yang Berkaitan Dengan Masa Nifas
Untuk mendapatkan data ini, bidan sangat perlu untuk melakukan pedekatan terhadap keluarga pasien, terutama orang tua. Hal penting yang biasanya meraka anut kaitannya dengan masa nifas adalah menu makanan untuk ibu nifas, misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang berasal dari daging, ikan, telur, dan goreng-gorengan karena dipercaya akan menghambat penyembuhan luka persalinan dan makanan ini akan membuat ASI menjadi lebih amis.
Adat ini akan sangat merugikan pasien karena justru pemulihan kesehatannya akan terhambat. Dengan banyaknya jenis makanan yang harus ia pantang maka akan mengurangi juga nafsu makannya sehingga asupan makanan yang seharusnya lebih banyak dari biasanya malah semakin berkurang. Produksi ASI juga akan berkurang karena volume ASI sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang kualitas dan kuantitasnya cukup.


2.      Data  Obyektif 
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien , seorang bidan harusmengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaanstabil.
o   Keadaan umum pasien
Mengetahui keadaan pasien secara umum, untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada pasien.

o   Kesadaran pasien

§  Compos Mentis
Keadaan dimana pasien mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup.
§  Apatis
Pasien bersikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitarnya.
§  Samnolen
Pasien memiliki kesadaran yang lebih rendah ,
§  Sopor
Pasien memberikan sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat. Hal tersebut bisa ditandai dengan adanya reflex pupil terhadap cahaya yang masih positif.

§  Koma
Pasien tidak dapat bereaksi yerhadap stimulus atau rangsangan apapun. Refleks pupil terhadap cahaya sudah tidak ada.

o   Tanda-tanda Vital
§  Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.
Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal.Kenaikan suhu yang mencapai > 38 º C adalah mengarah ketanda tanda infeksi.

§  Nadi
Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan .Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
§  Pernapasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 – 30x/menit.
§  Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.




o   Pemeriksaan obstetri
              a.Inspeksi
 Perlu dilakukan untuk mengetahui pengeluaran pervaginam apakah sesuai dengan masa nifasnya serta pengeluaran ASI.
              b.Palpasi
 Untuk mengetahui involusi uteri seperti : TFU, kontraksinya dan lochea serta keadaan payudara apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan putting.
             
c.Perkusi
 Bagaimana keadaan reflek patella.

o   Pemeriksaan Head to Toe
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki.Menjelaskanpemeriksaan fisik yang dilakukan.:
a.               Muka : konjungtiva merah muda, sklera putih, oedema tidak ada, mulutbersih, gigi tidak karies.
b.              Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
c.               Keadaan buah dada dan puting susuSimetris/ tidakKonsistensi, ada pembengkakan/ tidak,Puting menonjol/tidak,lecet/tidak
d.             Keadaan abdomen

o                Uterus:
Normal:
F     Berkontraksi baik
F     Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas segera
Abnormal:
F       Di atas ketinggian fundal saat masa post partum segera
      Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri atau tidak
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba TFU atau Tinggi Fundus Uteri, yaitu sebagai berikut :


1.      Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000 gram
2.      Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
3.      Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat 500 gr
4.      Pada 2 minggu post partum, TFU teraba di atas simpisis dengan berat 350 gram
5.      Pada 6 minggu atau 40 hari post partum, fundus uteri mengecil (tidak teraba) dengan berat 50 gram.
                                                  

 a.     Apakah kontraksi uterus baik atau tidak
 b.     Apakah konsistensinya lunak atau keras
      c.     Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak akan  tampak peningkatan aliran pengeluaran lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak  baik dan konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang akan  mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus menjadi keras
Tabel berikut ini menggambarkan perubahan – perubahan yang normal  di dalam uterus selama masa nifas
Bobot Uterus
Diameter Uterus
Palpasi Serviks
Pada akhir Persalinan
900 gram
12,5 cm
Lembut / Lunak
Pada akhir minggu ke 1
450 gram
7,5 cm
2 cm
Pada Akhir minggu ke 2
200 gram
5,0 cm
1 cm
Sesudah Akhir 6 minggu
60 gram
2,5 cm
Menyempit

e.       Keadaan genitalia
Lochea:
Normal:
F             Merah hitam (lochia rubra)
F             Bau biasa
F             Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku(ukuran kecil)
F             Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlumengganti pembalut setiap 3-5 jam
Abnormal:
F      Merah terang
F      Bau busuk
F      Mengeluarkan darah beku
F      Perdarahan berat (memerlukan penggantian pembalutsetiap 0-2 jam)d.

f.       Keadaan perineum :
Oedema, hematoma, bekas lukaepisiotomy / robekan, hectinge. Keadaan anus: hemorrhoid /tidakf.
g.      Keadaan ekstremitas
F                                                            Varices
F                                                            Oedema
F                                                            Refleks patella
o   Pemeriksaan Laboratorium
a.                                                                                                                   Darah
Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 1g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit
b.                                                                  Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.


2.3                               Pengkajian Data Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Postpartum Depression dan Postpartum Blues merupakan dua jenis gangguan mood pasca persalinan.
Postpartum Depression merupakan depresi yang dialami wanita selama kehamilan, single parent, konsumsi rokok atau obat-obatan terlarang selama masa kehamilan, menderita suatu penyakit selama kehamilan ,kelainan psikologis ,serta adanya riwayat postpartum depression sebelumnya.Gejalanya berupa depresi, sering menangis, muntah, insomnia, gangguan nafsu makan, kecenderungsn bunuh diri, dan sering berpikir tentang kematian.Gejala ini muncul sepanjang hari, dimulai saat minggu ke-4 pasca persalinan atau 3 bulan setelah persalinan yang berlangsung selama minimal 2 minggu.
Postpartum blues merupakan suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama postpartum.Gejala yang dapat muncul antara lain insomnia , sering menangis, cemas consentrasi menurun dan mudah marah.Postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya.
Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor. Penyebab yang paling menonjol adalah :
a.       Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
b.      Rasa sakit masa nifas awal.
c.       Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada kebanyakan Rumah sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh kebijakan kunjungan yang kaku, kebijakan perawatan yang tidak fleksibel dan tidak ada ketetapan untuk berada di Ruang.
d.      Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e.       Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.

Adapun data lain yang terkait dengan data psikososial antara lain :
a.       Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
b.      Ibu dapat beradaptasi dengan kondisi yang dialami
c.       Harapan ibu semoga cepat sembuh dan cepat pulang kerumah
d.      Hubungan dengan suami baik
e.       Hubungan dengan lingkungan baik

  Riwayat kesehatan ibu
a.       Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini

b. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.

d.Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.

e.Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
o   Nutrisi
 Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,
 jenis  makanan, makanan pantangan.

o    Eliminasi
 Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah

o   Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.

o   Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.



o   Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat – alat reproduksi.

Pemeriksaan fisik

 1.Tanda-Tanda Vital
§  Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
§  Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal.Kenaikan suhu yang mencapai > 38 º C adalah mengarah ketanda tanda infeksi.
§  Nadi
Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan .Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
§  Pernapasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar
20 – 30x/menit


2.  Dada dan Payudara
      Meliputi pemeriksaan kesimetrisan antara payudara kiri dan kanan, puting susu, hiperpigmentasi pada areola mammae, ada atau tidaknya kolostrum pada saat putting susu dipencet.

3. Abdomen dan Uterus
                              Memperhatikan apakah uterus berkontraksi dengan baik atau tidak. Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, diatesis recti dan kandung kemih. Untuk involusi uterus periksa kontraksi uterus, posisi dan tinggi fundus uteri. Involusi uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot atau beratnya hanya 60 gram.
Proses involusi uteri:
Involusi
Tinggi fundus
Berat uterus
Plasenta lahir
Sepusat
1.000 gr
7 hari (1 minggu)
Pertengehan pusat dan simfisis
500gr
14 hari (2 minggu)
Tak teraba
350gr
42 hari (6 minggu)
Sebesar hamil 2 minggu (normal)
50gr
56 hari (minggu)
normal
30gr

4.Kandung Kemih
Kandung kemih pada peurperium mempunyai kapasitas yang meningkat secara relative. Oleh karena itu, disten si yang berlebihan, urine residual yang berlebihan, dan pengosongan yang  tidak sempurna, harus diwaspadai dengan seksama,. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai delapan minggu setelah persalinan.
Edema dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan , laserasi vagina  atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih normal


5.    Genetalia
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Memperhatikan kebersihan vulva, ada tidaknya edema dan varises, jahitan perineum, dan pengeluaran lokia. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada minggu ke empat.
6.   Perineum
                  Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perenium sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.
Memperhatkan jahitan pada perineum jika ada, ada tidaknya edema dan varises.Tanda-tanda  infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2-3 minggu.

7.    Ekstremitas Bawah
                                                                                    Lakukan pemeriksaan pada ekstremitas bawah dengan melihat apakah ada oedema atau tidak, adanya varices atau tidak serta memeriksa refleks patella dan nyeri tekan atau panas pada betis adanya tanda human. Tanda homan didapatkan dengan meletakkan satu tangan pada lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai tetap lurus. Dorsifleksi kai tersebut jika terdapat nyeri pada betis maka tanda homan positif






8.  Pengkajian Psikologis dan Pengetahuan Ibu
1.Pengkajian Psikologis
Mengetahui keadaan psikologis ibu postpartum,bagaimana respon ibu terhadap kelahiran anaknya, dapatkah ibu segera beradaptasi terhadap peran barunya , bagaimana komunikasi dan interaksi ibu dengan suami dan anggota keluarga, adakah gangguan yang terjadi pada psikologinya, misalnya stress, insomnia dan beberapa tanda atau gejala yang akan menjurus kearah  postpartum blues atau bahkan depression postpartum.

2.Pengkajian Pengetahuan Ibu
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan terhadap dirinya sendiri serta bayinya setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas.
Mengkaji pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas ,misalnya perdarahan pada masa nifas, tanda dan gejala infeksi, kemungkinan adanya reaksi terhadap pengobatan yang diberikan, gangguan perasaan (Baby Blues dan Depression Postpartum).
Mengkaji pengetahuan ibu tentang perawatan payudara serta pemberian ASI Ekslusif dan cara menyusui bayi yang benar, gizi yang diperlukan selama masa nifas, kapan boleh dilakukannya hubungan seksual. Membekali ibu cara perawatan bayinya , terutama perawatan tali pusat Dan juga membekali ibu cara perawatan bayinya sehari-hari.
Apabila dalam pengkajian tersebut masih ditemukan kekurangan,maka bidan harus memberikan KIE lagi untuk ibu tersebut agar dapat mengerti betul tentang perawatan terhadap dirinya sendiri serta banyinya dan beberapa hal-hal penting lainnya yang sangat penting untuk diketahui ibu pada masa nifas.Hal tersebut untuk sedikit membantu mencegah kegawatan yang mungkin akan terjadi pada ibu nifas dan bayinya.








BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
         Masa nifas adalah masa sesudah melahirkan terhitung dari selesai persalinan samapi pulihnya alaty kandungan seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu.
 Tujuan perawatan masa nifas :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3. Memberika pendidikan kesehatan tentang perawatan, nutrisi, KB dan menyusui

 SARAN
  1. Bagi Pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalan asuhan masa nifas diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
  1. Bagi Petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan kietrampilan dengan meningkatkan peran penolong/ bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan masa nifas.

DAFTAR PUSTAKA

Moctar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1, Jakarta
 Prawiroharjo, Sarwono, 1992, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
 Prawiroharjo, Sarwono, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, edisi
3. INPKKF POGI, Jakarta
 Mansjoer, Arief, 2002, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar